Penyerahan Hadiah Lomba, UPMI Komit Dukung Budaya Bali
LiterasiPost.com, Denpasar –
Memeriahkan Bulan Bahasa Bali tahun 2021, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) melalui Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah (PBID) menggelar Lomba Nyastra Bali secara virtual. Penyerahan hadiah bagi para pemenang berlangsung di Auditorium Redha Gunawan kampus setempat, Jumat (26/2/2021).
Rektor UPMI, Dr. I Made Suarta, SH, M.Hum menyampaikan pelaksanaan lomba bernuansa budaya Bali ini sejalan dengan visi misi Pemprov Bali, yakni Nangun Sat Kertih Loka Bali. Dimana salah satu terjemahannya adalah pelestarian Bahasa Bali yang diwujudkan melalui penyelenggaraan program kegiatan “Bulan Bahasa Bali” selama Februari 2021.
“Kami mendukung visi misi Pemprov Bali tersebut melalui lomba-lomba yang kami gelar,” kata Suarta saat ditemui di kantornya.
Dikatakan, lomba telah berlangsung sejak awal Februari 2021 yang melibatkan peserta dari kalangan SMA/SMK dan Perguruan Tinggi se-Bali. Jenis lomba yang diadakan, yaitu Lomba Pupuh/Macepat, Lomba Pidarta Bahasa Bali dan Lomba Lagu Pop Bali Wajib berjudul “Swadarmaning Sisya”.
“Lagu ini ciptaan saya sendiri. Swadarmaning Sisya, mengandung pesan bahwa tugas pokok mahasiswa adalah belajar dengan sungguh-sungguh, jalani itu untuk menambah skill dan mengisi diri. Jika hal itu dilaksanakan, niscaya keberhasilan dan kerahayuan akan didapatkan,” terangnya.
Suarta menambahkan bahwa sejak bernama IKIP PGRI Bali hingga sekarang telah bertransformasi menjadi Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI), tetap berkomitmen dalam upaya pelestarian budaya Bali selain akademik. Terlebih ada Prodi Bahasa Daerah/Bali, Suarta yang punya darah seni dan menjadi seniman membentuk grup kesenian Arja bernama Widyaksara bersama para alumni. Grup ini sukses melahirkan seniman-seniman Arja top dan sudah pentas di berbagai ajang bergengsi seperti Pesta Kesenian Bali.
“Kami ingin melestarikan warisan budaya Bali. Selain itu, dari sini (seniman) menunjukkan bahwa ketika satu pintu tertutup maka pintu lain masih terbuka. Artinya, jika kran sebagai guru atau penyuluh Bahasa Bali tertutup, tapi masih ada kran lain yaitu menjadi seniman,” pesannya.
Kegiatan penyerahan hadiah ini juga dihadiri oleh Dekan FKIP Dr. Komang Indra Wirawan, Wakil Dekan 3 FKIP Dr. Agustinus Dei Segu, dan Ketua Prodi FBID Kadek Adhi Dwipayana, M.Pd. (igp)