Rai Mantra Buka Gelaran Bulan Bahasa Bali Kota Denpasar
LiterasiPost.com, Denpasar –
Pemkot Denpasar menggelar Bulan Bahasa Bali tahun 2021. Meski di tengah pandemi, tak menyurutkan pelaksanaan event tahunan tersebut sebagai ajang pelestarian dan pengembangan sastra, bahasa dan aksara Bali.
Dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan dalam balutan tema “Wana Kerthi Sabdaning Taru Mahottama”, Bulan Bahasa Bali Tahun 2021 dibuka secara resmi oleh Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra didampingi Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, IGN Bagus Mataram yang ditandai dengan pemukulan gong di Dharmanegara Alaya Kota Denpasar, Senin (15/2/2021).
Dalam sambutanya, Walikota Rai Mantra menekankan bahwa Bahasa Bali merupakan bahasa ibu di Bali. Keberadaan bahasa, sastra dan aksara Bali menjadi jati diri masyarakat Bali. Karenanya, upaya pelestarian dan pengembangan bahasa, sastra dan aksara Bali harus terus digelorakan.
“Jika kreativitas sudah didasari oleh kebudayaan Bali, itulah dinamakan jadi diri yang menjadi nafas pembangunan di Bali,” jelasnya
Melalui pelaksanaan Bulan Bahasa Bali ini tentunya dapat menjadi wahana pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bali secara berkelanjutan. Rai Mantra mengaku bangga dimana pelaksanaan Bulan Bahasa Bali telah dilaksanakan dari tingkat desa/lurah, kecamatan hingga Kota Denpasar.
“Ke depannya tentu kita berharap segala kegiatannya terus dikembangkan sehingga mampu mendukung penguatan dan pengembangan budaya Bali, termasuk bahasa, sastra dan aksara Bali,” jelasnya
Pemkot Denpasar turut menyediakan Dharma Negara Alaya sebagai wahana pengembangan dan penguatan kebudayaan Bali. Secara khusus untuk pelestarian lontar telah disediakan Ruang Kaja Kangin sebagai spirit Dharmanegara Alaya.
“Jadi pada pelaksanaan Bulan Bahasa Bali tahun ini difokuskan pada pelestarian, revitalisasi, penguatan dan pengembangan kebudayaan Bali, yakni bahasa, sastra dan aksara Bali,” ujar Rai Mantra.
Pelaksanaan Bulan Bahasa Bali tahun ini diharapkan mampu menjadi jembatan antara kebudayaan dan globalisasi sehingga mampu beradaptasi terhadap kemajuan peradaban.
“Karena di era sekarang, globalisasi dan kebudayaan adalah saling berkaitan dan mempengaruhi, dimana jika Bali sudah terkenal, maka tugas generasi muda untuk memperkuat sehingga menjadi suatu hal yang spesifik dalam menghadapi adaptasi global,” jelasnya.
Ketua Panitia, I Wayan Gede Sukawidana, S.Pd., M.Pd mengatakan adapun kegiatan yang dilaksanakan yakni Lomba Nyurat Aksara Bali, Lomba Ngwacen Aksara Bali Ring Lontar dan Lomba Mesatua Bali.
“Semangat pelestarian, penguatan dan pengembangan bahasa, sastra dan aksara Bali tetap sama, hanya saja pelaksanaanya secara terbatas dengan disiplin protokol kesehatan,” pungkasnya. (igp/r)