October 25, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Singaraja Literary Festival 2024 Ditutup

LITERASIPOST.COM – BULELENG | Setelah berlangsung selama tiga hari di kawasan Gedong Kirtya, Singaraja Literary Festival 2024 resmi ditutup di Gedung Sasana Budaya, Minggu (25/8/2024) malam. Penutupan SLF 2024 dimeriahkan dengan berbagai seni pertunjukan, dari musikalisasi dan deklamasi puisi, teater, dan musik.

Acara penutupan begitu meriah sebab Dee Lestari, penulis dan pemusik Ibu Kota yang terkenal itu ikut membawakan beberapa lagu ciptaannya. Dengan suaranya yang merdu, Dee memanen apresiasi. Dia menjadi pusat perhatian. Dia memang seorang bintang.

BACA JUGA :  Solia Legian Bali Hotel Adakan Fullmoon Party “Balinese Fusion”

Selain Dee, penutupan juga dimeriahkan dengan pesta puisi dan poetry reading APWT dan musikalisasi puisi yang dibawakan oleh penyair kawakan Bali, Tan Lioe Ie. Meski tak lagi muda, penyair berambut panjang dan putih itu tampil ekspresif dan bersemangat. Tak segan-segan ia menyelipkan sekali-dua gerakan pencak silat di sela-sela musiknya. Tan seperti pendekar tua yang sudah lama hilang dari peradaban.

Jangan lupakan pertunjukan teater jalur rempah dari anak-anak Sanggar Seni Santhi Budaya, Singaraja. Anak-anak itu, meski bukan aktor dan baru kali ini latihan teater, penampilan mereka juga cukup mengesankan dan memuaskan. Sebagai sebuah pertunjukan, itu masih bisa menghibur.

Singaraja Literary Festival 2024 benar-benar ditutup setelah “Bi-Cara”: Electroacoustic Music garapan komposer pilih tanding Wayan Yudane dan Putu Septa menyihir Sasana Budaya.

BACA JUGA :  Track Talent Showcase Siap Digelar di Bali

“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semuanya. Kepada penampil, narasumber, Pemerintah Buleleng, dan juga temen-temen panitia, semuanya, terima kasih banyak. Ini tidak akan terselenggara tanpa kalian semua,” ujar Kadek Sonia Piscayanti, Direktur Singaraja Literary Festival, seusai pementasan, Minggu (25/8/2024) malam.

Akhirnya, festival yang berlangsung sejak 23 Agustus 2024 ini ditutup dengan suka-cita dan kesan yang mendalam. Semua orang ikut serta merayakan lontar, sastra, dan kebudayaan pada umumnya. Tak hanya sastrawan, penulis, seniman, budayawan, atau akademisi, pula seluruh lapisan mayarakat Singaraja.

Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng, I Nyoman Wisandika, yang mewakili PJ. Bupati Buleleng, sangat mengapresiasi festival tersebut. Ia memberikan selama kepada Singaraja Literary Festival 2024 karena telah berlangsung dengan lancar dan berbahagia. Ia juga mengucapkan banyak terima kasih kepada SLF, kepada Komunitas Mahima, karena telah ikut serta mengaktivasi ruang publik, khususnya kawasan Gedong Kirtya—perpustakaan yang memiliki ribuan koleksi manuskrip daun lontar, prasasti, manuskrip kertas dalam aksara Bali dan Latin, termasuk dokumen-dokumen dari zaman kolonial (1901-1953) yang tersimpan rapi dan terawat dengan baik.

BACA JUGA :  Wali Kota Jaya Negara Apresiasi "Denpasar Kite Festival 2022"

“Saya sangat menikmati pembacaan puisi, pentas musik, dan pertunjukan teater tadi. Terima kasih, semoga tahun depan Singaraja Literary Festival akan ada lagi,” cap Nyoman Wisandika.

Tahun ini SLF didukung oleh LPDP melalui Dana Indonesiana Kategori Pendanaan Ruang Publik Direktorat Kebudayaan Kemendikbudristek. Dan berhasil mendatangkan penulis dan sastrawan ternama di Indonesia, seperti Dewi (Dee) Lestari, Aan Mansyur, Willy Fahmy Agiska, dan Henry Manampiring. Juga para akademisi, sastrawan, seniman, budayawan Bali yang tak lagi dipertanyakan kredibilitasnya. Di antaranya, Sugi Lanus, Ayu Laksmi, I Ketut Eriadi Ariana, Marlowe Bandem, Andre Syahreza, Made Sujaya, Mas Rucitadewi, I Wayan Juniarta, Oka Rusmini, Saras Dewi, Eka Guna Yasa, Putu Kusuma Wijaya, Made Suarbawa, Olin Monteira, Putu Satria Kusum, Darma Putra, dan masih banyak lagi. (IGP/r)

Related Posts