November 19, 2025
PENDIDIKAN

Tim Pengabdi DPPM Kemendiktisainstek-LPPM UNUD Laksanakan Pengabdian PTTI di Desa Punggul

LITERASIPOST.COM – Badung | Saat ini, Bali sedang mengalami permasalahan yang serius dalam mengolah sampah baik dari jenis organik maupun anorganik (plastik). Paling umum terjadi adalah volume sampah yang masuk lebih besar dibandingkan yang diolah. Desa Punggul yang terletak di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, termasuk salah satu wilayah yang mengalami kendala tersebut.

Sumber penghasilan utama penduduk Desa Punggul adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan. Sebagian besar lahan di Desa Punggul digunakan untuk lahan pertanian sawah irigasi yaitu sebesar 102 ha dengan industri yang paling berkembang adalah kayu.

BACA JUGA :  FTP UNUD Teken Perjanjian Kerja Sama dengan Samsara Living Museum

Melihat kondisi itu, Tim Pengabdi DPPM Kemendiktisainstek-LPPM Universitas Udayana tergerak untuk melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Program Transformasi Teknologi dan Inovasi (PTTI-2025) di desa tersebut. Tim pengabdi dikoordinir oleh Dr. I Ketut Adi Atmika, ST, MT., dengan anggota Prof. I Dewa Gede Ary Subagia, ST, MT, PhD., dan Dr. Luh Gede Krisna Dewi, SE.,M.Si.,Ak., SE, MM., serta beberapa mahasiswa. 

Kegiatan pengabdian dimulai dengan melakukan survei dan sosialisasi kepada Pemerintah Desa Punggul dan kelompok masyarakat pengelola sampah (TPS3R Punggul Hijau) pada 20 Oktober 2025. 

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan transformasi teknologi yang dilaksanakan oleh tim PTTI DPPM Dikti-UNUD untuk membantu mengoptimalkan permasalahan pengolahan sampah di desa kami”, ungkap Kepala Desa Punggul I Kadek Sukarma didampingi Sekdes.

Tim Pengabdi DPPM Kemendiktisainstek-LPPM UNUD saat melakukan survei dan sosialisasi kepada Pemerintah Desa Punggul. (Foto: ist/Literasipost)

Sementara itu Koordinator Tim, Ketut Adi Atmika menjelaskan banyaknya lahan pertanian sawah irigasi di Desa Punggul mengharuskannya memiliki sistem pengelolaan sampah yang efisien. Namun, kondisi limbah pertanian di Desa Punggul sering dalam keadaan basah dan panjang yang membuat alat pencacah sampah mengalami slip sehingga gagal dalam melakukan pencacahan. 

Selain permasalahan pada mesin pencacah sampah yang sering rusak akibat sampah organik yang basah dan panjang, Desa Punggul mengalami permasalahan dalam mengatasi jumlah sampah plastik yang terus meningkat. Peningkatan jumlah sampah plastik di Desa Punggul membuat pemerintah setempat harus meningkatkan nilai produk olahan sampah plastik  

Tidak berhenti sampai di situ, sistem pengumpulan dan mobilitas sampah yang tidak efisien membuat pengelolaan sampah di Desa Punggul belum maksimal. Kondisi ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk melakukan intervensi teknologi yang sesuai dengan kondisi mitra dan edukasi mengenai cara penggunaannya. 

BACA JUGA :  FH UNUD dan RECITAL Doshisha University Implementasikan Kerja Sama

Pemerintah setempat telah menunjukkan dukungan terhadap implementasi teknologi ini di desanya. Usaha ini dijalankan oleh dua mitra, yaitu Tempat Pengelolaan Sampah 3R Punggul Hijau yang beranggotakan 20 orang dan Bank Sampah Mandiri Utama Desa Punggul yang beranggotakan 23 orang.

“Setelah melakukan survei dan sosialisasi, selanjutnya pada 2 November dan 15 November 2025 kami bergerak secara pararel mengeksekusi beberapa kegiatan, di antaranya menyiapkan mesin pencacah multifungsi, mesin injeksi moulding, dan mesin insenerator bebas asap”, ujar Ketut Adi Atmika. (L’Post/r)

Related Posts