UMKM Binaan BI, Mulai Pemanfaatan Bahan Ramah Lingkungan hingga Digitalisasi
LITERASIPOST.COM, BULELENG | Masih serangkaian Capacity Building Tahunan Media yang diadakan KPw Bank Indonesia Provinsi Bali di Kabupaten Buleleng, diisi dengan kegiatan kunjungan ke UMKM binaan Bank Indonesia pada hari kedua, Jumat (8/10/2021).
Diawali mengunjungi Pagi Motley Studio (rumah pewarna alami) di Jln. Raya Air Sanih – Tejakula, Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula. Owner Pagi Motley Studio, I Made Andika Putra menuturkan usaha pencelupan kain ini dimulai sejak Agustus 2019. Bahan pewarnanya diperoleh dari beberapa bahan alam yang tentu ramah lingkungan seperti warna kuning dari daun mangga, warna merah dari daun secang, warna cokelat dari sabut kelapa, warna hitam dari daun ketapang dan warna biru dari tumbuhan indigo dengan melewati proses fermentasi dan ekstrak.
“Kami mengambil pasar yang komersial atau mass production dan artisan. Buyer kami ada dari Amerika, Jepang, Korea, Selandia Baru, Denmark dan negara lainnya, kain ini kebanyakan dipakai untuk sarana yoga dan interior,” kata Andika seraya mengaku penjualan selama pandemi justru mengalami peningkatan.
Dia mengaku berkat binaan dari Bank Indonesia, usahanya mendapatkan jaringan buyer semakin bagus, dan kerap diikutkan pada event pameran sebagai upaya promosi.
Lalu, kunjungan berikutnya ke pertenunan Artha Dharma di Jln. Raya Sinabun Singaraja. Tempat ini merupakan sentra pembuatan kain tenun Bali menggunakan alat tradisional atau alat tenun bukan mesin (ATBM). Pemilik pertenunan, Ketut Rajin mengatakan budaya menenun di Bali kian punah. Maka sebagai upaya regenerasi, pihaknya pun membuat pusat pelatihan tenun.
“Kami membuat produk berupa kain Endek dan Songket, dengan tiga jenis proses pencelupan warna, yakni menggunakan bahan kimia, ekstrak alam dan alam murni. Pangsa pasarnya dominan domestik, kami selalu berinovasi membuat desain baru untuk memikat konsumen,” kata Rajin.
Usaha pertenunan ini menjadi mitra binaan Bank Indonesia sejak tahun 2014. Banyak manfaat yang didapatkan, seperti disupport alat-alat dan diberikan kesempatan mengikuti ajang pameran baik di dalam maupun luar negeri, termasuk akan dilibatkan dalam event Forum G20 tahun depan.
“Terkait pemasaran kami gunakan dua jalur, yakni konvensional dan digital seperti melalui media sosial serta marketplace di dalam dan luar negeri,” ungkanya.
Sementara itu Deputi Kepala KPw BI Provinsi Bali, Rizki Ernadi Wimanda yang juga ikut dalam kunjungan tersebut, menyampaikan bahwa Bank Indonesia Bali sangat mendukung keberadaan UMKM. Di antaranya dengan memberikan pelatihan, cara pengolahan limbah serta strategi pemasaran melalui e-commerce (on boarding).
“Selain itu kita ikutkan mereka dalam ajang-ajang pameran, seperti event Bali Jagadhita Culture Week di Denpasar yang baru saja berlalu, tujuannya untuk meningkatkan pemasaran serta menjaga konsistensi kuantitas dan kualitas produk mereka,” pungkas Rizki. (igp)