November 25, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Wakili Denpasar, Sekaa Balaganjur Telung Barung Penatih Siap Unjuk Kreativitas di PKB XLIV

LITERASIPOST.COM, DENPASAR | Tim Kesenian Balaganjur Remaja Duta Kota Denpasar yang diwakili Sekaa Balaganjur Telung Barung, Penatih siap unjuk kreativitas di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV Tahun 2022. Hal tersebut terungkap saat pembinaan oleh Konsultan Kesenian yang dihadiri langsung Wali Kota Denpasar, IGN. Jaya Negara didampingi Sekda Kota Denpasar, IB Alit Wiradana di Jaba Pura Dalem, Desa Adat Penatih, Sabtu (7/5/2022) malam.

Dalam kesempatan tersebut Wali Kota Jaya Negara menyerahkan bantuan uang pembinaan kepada Sekaa Baleganjur.

BACA JUGA :  186 Warga Australia Tinggalkan Bali Melalui Penerbangan Repatriasi

“Saya berharap seluruh duta kesenian Kota Denpasar yang akan berlaga di PKB, khususnya Sekaa Balaganjur Telung Barung ini dapat menjaga penjiwaan, emosi serta konsistensi penampilan, sehingga saat pentas nanti dapat memberikan hasil yang maksimal dan sesuai dengan pakem, uger-uger serta pembawaan seni itu sendiri. Serta seluruh seniman harus tetap semangat memberikan hasil maksimal, dan tetap jaga kesehatan,” ujarnya.

Kordinator Sekaa Balaganjur Telung Barung Gusti Putu Nuada mengatakan sajian pementasan dikemas apik dengan mengangkat cerita Karesian. Karesian adalah sistem kelola air pada zaman Bali Kuno yang mengelola lima pokok sumber air; yakni laut, danau, pancoran, telaga, dan sumber mata air/empul. Kelima sumber mata air ini identik dengan Panca Tirta. Panca Tirta terformulasi dalam “Siwambha”, seorang pendeta melalui Japa, Mantra, Puja yang teraplikasikan pada elemen melodi, ritme, dinamika. Mudra diaplikasikan dengan gerak. Genta diaplikasikan sebagai penyelaras atau transisi. Semua itu merupakan gabungan dari Sapta Gangga menjadi Amerta (sumber kehidupan).

BACA JUGA :  Hindari Mal Function, DPRD Badung Pertanyakan Sewa Menyewa Tanah di Pantai Munduk Catu

Maka dari itu seorang pendeta dalam memformulasikan Sapta Gangga diistilahkan melaksanakan “Yoga Candi Aip” yang identik dengan Panca Rsi, sama halnya dengan penggarap gending dan penggarap gerak dalam menciptakan karya balaganjur ini. Candi air sebagai sumber kehidupan berfungsi sama seperti sastra untuk memberikan pencerahan dan pembersihan pikiran yang kotor.

“Jadi Karesian (tata kelola air/sastra), Karatuan (tata kelola pemerintahan), dan Karaman (tata kelola masyarakat). Ketiga tata kelola tersebut diejawantahkan dalam keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara teori, penggarap, dan pendukung sebagai sumber hidupnya keindahan dalam karya seni balaganjur. Dalam persiapan pentas di PKB, kami telah menyiapkan penari dan penabuh generasi muda yang telah dipersiapkan sekitar tiga bulan yang lalu,” pungkasnya. (igp/r)

Related Posts