October 25, 2024
BALI

Yayasan Subakti Bumi Nusantara Komit Jaga Mangrove Bali

LITERASIPOST.COM, BADUNG | Yayasan Subakti Bumi Nusantara berkomitmen menjaga mangrove Bali. Pulau Bali yang terkenal dengan keindahan alamnya, memiliki berkah alam yang sangat berharga, yaitu kawasan Mangrove. Kawasan ini tidak hanya memberikan suasana sejuk dan keindahan alam, tetapi juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan.

Yayasan Subakti Bumi Pertiwi bekerja sama Politeknik Negeri Bali mengorganisir “Aksi Bersih-bersih Mangrove”. (Foto ist/Literasipost)

Mangrove adalah pohon-pohon yang unik karena mampu menyerap hingga lima kali lebih banyak karbondioksida (CO2) daripada pohon biasa. Selain itu, mangrove juga memproduksi oksigen yang kita hirup setiap hari. Namun, keindahan ini saat ini dihadapkan pada ancaman serius.

Kawasan Mangrove Ngurah Rai yang terletak di kawasan Hutan Konservasi Ngurah Rai dan menjadi bagian dari destinasi wisata Bali, mengalami pencemaran yang mengkhawatirkan. Sampah plastik dan limbah berbahaya mencemari kawasan ini, menciptakan ketidakseimbangan yang tidak sebanding dengan manfaat besar yang diberikan oleh mangrove.

BACA JUGA :  Qantas Airlines Terbang Perdana ke Bali, Total 12 Maskapai Internasional Beroperasi

Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pemerintah, dan pihak-pihak terkait tentang pentingnya menjaga dan melindungi Kawasan Mangrove Ngurah Rai. Aksi nyata perlu diambil segera untuk mengatasi masalah ini. Untuk menghadapi tantangan ini, Yayasan Subakti Bumi Pertiwi bekerja sama dengan Politeknik Negeri Bali untuk mengorganisir “Aksi Bersih-Bersih Mangrove.” Acara ini bertujuan untuk membersihkan kawasan mangrove dari sampah dan mengajak generasi muda menjadi pelopor dalam menjaga lingkungan. “Menjaga Kawasan mangrove yang sudah memberikan kita manfaat yang luar biasa adalah kewajiban kita sekarang untuk menjaganya,” ungkap Founder Yayasan Subakti Bumi Nusantara, I Ketut Sudarwata.

“Dalam acara bersih-bersih kali ini, mereka berhasil mengumpulkan 825,1 kilogram sampah. Pemilahan sampah dilakukan dengan teliti, termasuk styrofoam, tekstil, kaca/gelas, karet, dan plastik,” imbuhnya.

Lanjutnya, semua pihak termasuk masyarakat, pemerintah, dan pihak-pihak bisnis seperti hotel-hotel yang berlokasi di sekitar kawasan ini, perlu bergabung dalam upaya menjaga dan merawat Kawasan Mangrove Ngurah Rai. Hanya dengan kolaborasi dan tindakan bersama kita dapat memastikan keberlanjutan dan keindahan alam Bali yang kita cintai.

Founder Yayasan Subakti Bumi Nusantara, I Ketut Sudarwata. (Foto: ist/Literasipost)

Bali mungkin bersyukur memiliki Kawasan Mangrove, tetapi saat ini saatnya kita bersatu untuk menjaga dan melindungi warisan alam ini untuk generasi mendatang. Dengan tindakan nyata, kita dapat memastikan bahwa keindahan dan manfaat Mangrove Ngurah Rai akan tetap menjadi bagian integral dari pesona Bali.

Sementara itu Ketua Kelompok Aksosma 23 dari Politeknik Negeri Bali, I Gede Dicky Sudarwata menyatakan alasan dipilihnya ecobrick karena menjadi alternatif yang paling efektif dalam pengolahan sampah plastik di kawasan mangrove. Saat ini pencemaran kawasan mangrove sudah sangat tinggi yang menyebarkan mikroplastik sehingga mengakibatkan ikan-ikan di kawasan tersebut ikut tercemar dan berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia. (igp/r)

Related Posts