September 26, 2023
PARIWISATA & SENI BUDAYA

275 Lebih Film Pendek Siap Ramaikan Minikino Film Week 9

LITERASIPOST.COM, DENPASAR | Menginjak tahun ke-9, Minikino Film Week (MFW9) – Bali International Short Film Festival, akan digelar pada 15-23 September 2023 di Bali. Seluruh pemutaran film dan diskusi diselenggarakan secara luring, sedangkan beberapa forum dalam Short Film Market akan diselenggarakan secara daring untuk memberi akses lebih luas terhadap penonton publik, serta partisipan filmmaker dan pembicara yang tidak bisa hadir secara langsung. 

Penyelenggaraan MFW9 mendapat dukungan dari berbagai pihak, di antaranya Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, dan pihak lainnya,” ujar Edo Wulia selaku Direktur Festival MFW9 saat press conference di Kubu Kopi Denpasar, Selasa (5/9/2023).

BACA JUGA :  Excira Luncurkan Video Klip "Gaslighter" di Kanal Youtube Exciraofficial

Dari 1.111 judul film pendek yang didaftarkan masuk melalui kanal online Short Film Depot dan Filmfreeway dan terbuka untuk filmmaker dari seluruh dunia, ada 187 film yang lolos seleksi, termasuk film-film dari Indonesia. Sementara itu kolaborasi nasional dan internasional Minikino juga menampilkan program film pendek tamu serta program film di Market Screening. 

“Tahun ini MFW9 menampilkan total lebih dari 275 film pendek baik dari Indonesia maupun luar negeri dari total 69 negara akan ditayangkan selama 9 hari penuh di 13 lokasi yang tersebar di berbagai titik di Pulau Bali,” imbuhnya. 

Program film pendek di MFW9 meliputi 33 program internasional, 3 Program Inclusive Cinema, 6 program S-Express 2023 Asia Tenggara, 6 program Indonesia Raja 2023, 4  VR Films, 5 Program Tamu, 7 Market Screening, 1 program Pool Cinema dan Begadang 2023 Official Selection. Seluruh film dalam program tersebut dilengkapi dengan panduan rekomendasi batas usia, dan takarir Indonesia. Beberapa program film juga akan didampingi oleh relawan profesional sebagai active listener dari Ikatan Psikologi Klinis HIMPSI Wilayah Bali.

BACA JUGA :  Nyepi di The Cakra Hotel, Ada Paket Spesial hingga Tontonan Ogoh-ogoh

“Di beberapa film yang memiliki konten eksplisit seperti trauma, kehadiran profesional sebagai active listener diperlukan untuk memberikan ruang aman. Sehingga kita semua bisa menikmati film, berdiskusi, dan berpikir kritis dalam ekosistem yang sehat,” ungkap Fransiska Prihadi selaku Direktur Program MFW9. 

MFW9 Inclusive Programs juga kembali hadir sebagai upaya mewujudkan festival yang inklusif. Program ini adalah rangkaian pemutaran dan lokakarya untuk semua penonton, terutama untuk penyandang disabilitas. Semua film dalam program ini dilengkapi dengan Closed Caption (CC)/Subtitles for the Deaf and Hard -of -Hearing (SDH) Bahasa Indonesia, jenis subtitle untuk Tuli dan kurang dengar. Ada juga Audio Description (AD) Bahasa Indonesia yang ditambahkan ke dalam film untuk penonton dengan disabilitas netra. Hal yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, program AD sepenuhnya diisi oleh relawan disabilitas netra dari Bali

“Kita berupaya mengenalkan AD di ekosistem festival di Indonesia, dan semoga saja ini menjadi tren positif dan membuka lapangan baru pengisi suara tunanetra,” harap Edo Wulia. 

BACA JUGA :  Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2022 Resmi Dibuka

Salah satu program baru yang hadir adalah MFW9 Market Screenings sebagai langkah untuk menyediakan platform pertukaran film pendek bagi para instansi perfilman Internasional. “Wadah (pasar) ini titik beratnya adalah pertukaran nilai budaya, sosial-kapital, dan showcase untuk para stakeholder perfilman,” jelas Edo Wulia.

Program film pendek dalam jaringan regional Asia Tenggara melalui S-Express 2023 Networks dan regional Indonesia melalui jaringan programer Indonesia Raja 2023 juga akan ditampilkan pada festival tahun ini. Di samping itu, MFW9 akan menayangkan program film pendek dari kolaborator festival internasional yaitu yaitu Alcine Film Festival (Spanyol), Kaohsiung Film Festival (Taiwan), Toronto Reel Asian (Kanada), Image Forum Festival (Jepang) dan Show Me Short Film Festival (Selandia Baru). 

MFW9 akan hadir di 13 titik yang tersebar di hampir seluruh Bali. Festival Lounge atau tempat titik temu festival berada di MASH Denpasar. Selebihnya lokasi tersebar di Denpasar (Alliance Française Bali, Café Teduh, CushCush Gallery, Irama Indah Mini Hall, Tegeh Sari, The Room Apartments), Kabupaten Badung (Geo Open Space, Pantai Karang, Uma Seminyak), Kabupaten Buleleng (Community Screening). Layar tancap (Pop Up Cinema) tahun ini akan diadakan di Desa Adat Pagi, Tabanan.

BACA JUGA :  Festival Budaya Pecut Ksatria Mahottama, Momen Kebangkitan Kerajaan Badung

Selama 9 tahun MFW, Pop-Up Cinema terus digelar untuk tetap mempertahankan keterhubungan dengan desa. “Selain mempertimbangkan kesiapan infrastruktur, kami (MFW9) selalu mencari rekanan desa yang aktif dan kerjasama berkelanjutan,” sebut  I Made Suarbawa selaku Direktur Traveling Cinema.

Ini adalah tahun ke-dua Desa Adat Pagi menjadi lokasi Pop-Up Cinema. Pasalnya, di sana terdapat komunitas lokal yang mau bergerak dan tertarik dengan program yang MFW sediakan. “Dengan ini kami berharap terbentuknya sebuah sedaran budaya menonton dan pemutaran mandiri di Desa,” tambahnya.

Senafas dengan Pop-Up Cinema, semangat memberdayakan komunitas di Bali juga hadir dalam bentuk program baru yaitu Community Screening. Di MFW9 kali ini, komunitas yang terlibat adalah Singaraja Menonton dan Salam Natahrare untuk mengelola pemutaran mandiri di komunitasnya. 

MFW9 kembali memberikan penghargaan untuk film-film pendek terbaik yang terbagi dalam beberapa kategori. Menghadirkan juri nasional dan internasional. (igp)

Related Posts