Program Dituding Tak Realistis, Ini Jawaban Optimis AMERTA
LiterasiPost.com, Denpasar –
Debat kandidat pasangan calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota periode 2020-2025 berlangsung sengit, Sabtu (28/11/2020) malam. Debat terakhir tersebut mengangkat tema “Sinergitas Antara Pemerintah Kota dengan Provinsi dan Pusat”. Kesempatan itu dimanfaatkan Paslon nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra – Made Bagus Kertha Negara (AMERTA) untuk memaparkan sekaligus menepis tudingan Paslon lawan yang menyebut program AMERTA tidak realistis.
Pada debat tersebut, Paslon AMERTA yang diusung Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai NasDem mempertanyakan rendahnya pendapatan pasar yang dikelola PD Pasar kepada Jaya Negara selaku Wakil Walikota petahana, sebagai tanda terjadinya kebocoran.
Menanggapi tudingan lawan yang menilai program AMERTA tidak realistis, yaitu terkait dengan program santunan kelahiran dan kematian, bantuan untuk sekaa teruna, prajuru banjar, dan PKK, Paslon AMERTA pun menjawab dengan lugas. Meskipun, APBD Kota Denpasar defisit Rp100 miliar pada tahun 2021, menurut AMERTA masih banyak potensi yang bisa digali dan dikembangkan guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satunya, mendukung kegiatan pro-rakyat, dan menghilangkan kegiatan seremonial yang menghabiskan banyak biaya.
AMERTA juga optimis bahwa anggaran bantuan bisa diperoleh dari penerapan digitalisasi pendapatan daerah secara terintegrasi. “Mereka (Paslon Jaya-Wibawa) condong untuk menerima keadaan daripada membangun pendapatan supaya lebih meningkat, dengan cara menerapkan digitalisasi seperti yang dilakukan kota-kota lain yang bisa meningkatkan PAD. Kami komit memanfaatkan digitalisasi terintegrasi untuk menggali potensi-potensi yang ada di Kota Denpasar untuk meningkatkan PAD,” tegas Ngurah Ambara.
Paslon AMERTA yang dikenal Satya Wacana dan Satya Laksana ini menegaskan jika dipercaya memimpin Kota Denpasar, pihaknya berkomitmen akan membuat perubahan yang lebih baik bagi Kota Denpasar seperti aspirasi dan harapan sebagian besar masyarakat. Paslon AMERTA yang berlatar belakang pengusaha ini akan berupaya menggenjot PAD untuk memajukan pembangunan Kota Denpasar dengan menutupi kebocoran-kebocoran yang ada.
Paslon AMERTA menilai aneh jika PAD Kota Denpasar “kalah” dibandingkan Kabupaten Gianyar yang justru lebih besar. Ngurah Ambara pun menuding telah terjadi kebocoran pendapatan dari seluruh pasar yang dikelola Pemkot selama ini. Padahal, dengan 16 pasar tradisional yang ada seharusnya uang Kota Denpasar melimpah. Menurutnya, pasar tradisional menjadi indikator menggeliatnya perekonomian daerah. Apalagi di pasar tradisional terdapat UMKM yang ke depannya harus terus digenjot dan diperhatikan melalui visi misinya untuk bisa mewujudkan Denpasar Berseri (Bersih, Sejahtera dan Indah berlandaskan Tri Hita Karana), Smart City, Berbudaya, dan Berdaya Saing. “Dengan menggeliatnya UMKM, maka dapat mengurangi jumlah pengangguran di tengah pandemi Covid-19 saat ini,” imbuhnya.
Calon Wakil Wali Kota Denpasar, Made Bagus Kertha Negara menambahkan Kota Denpasar sangat membutuhkan adanya perubahan. Diantaranya, manajemen tata kelola pemerintahan harus berbasis digital. “Karena pemerintahan yang dijalankan dengan model digitalisasi akan berjalan lebih efektif, efisien, akuntabel dan transparan,” katanya.
Apalagi Kota Denpasar menuju kota metropolitan berbasis digital, sehingga ke depan Kota Denpasar bukan saja dikenal sebagai Kota Budaya, namun juga sebagai Kota Metropolitan Digital.
“Sebagai kota metropolitan, maka tata kelola pemerintahan akan dibangun berbasiskan digitalisasi terintegrasi disemua aspek kehidupan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat termasuk untuk mengurangi kebocoran-kebocoran PAD Kota Denpasar,” pungkasnya. (igp)