November 25, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

“Indonesia Bertutur 2024” Mulai Dihelat di Peninsula The Nusa Dua

LITERASIPOST.COM – NUSA DUA | Indonesia Bertutur (INTUR) 2024 dibuka secara resmi pada Rabu (14/8/2024) di Pulau Peninsula – Kawasan Pariwisata The Nusa Dua, Bali. INTUR 2024 merupakan megafestival yang kedua kalinya diselenggarakan oleh Kemendikbud Ristek melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, bersama Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Penelaah Teknis Kebijakan Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kemendikbud Ristek, Irniwanda menyampaikan bahwa pihaknya memfasilitasi dan berkomitmen dalam memajukan kebudayaan Indonesia, dan mendukung para pelaku budaya serta seniman lokal maupun nasional. Melalui festival INTUR 2024, Kemendikbud Ristek menyediakan platform yang luas dan inklusif untuk menampilkan karya-karya kreatif dari seluruh Indonesia sekaligus memberikan akses ke panggung internasional.

Panggung Virama yang ada di area INTUR 2024. (Foto: Literasipost)

“Festival ini bukan hanya sekadar pameran seni tetapi juga upaya strategis untuk memperkuat identitas budaya nasional, mendorong dialog antar budaya dan meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya Indonesia,” ujarnya saat sesi Talkshow di kawasan The Nusa Dua, Rabu (14/8/2024)

INTUR 2024 mengusung tema “Subak: Harmoni dengan Pencipta, Alam, dan Sesama”. Tema ini menjadi panduan dan inspirasi bagi rangkaian kegiatan yang mencakup seni pertunjukan, seni rupa, film, hingga seni media. Filosofi Subak sarat makna mendalam tentang keseimbangan hubungan antara manusia, pencipta, sesama, dan alam. Konsep ini sejalan dengan falsafah Tri Hita Karana yang dijalankan oleh masyarakat Hindu Bali. Selain itu, sistem Subak juga diakui sebagai Warisan budaya Dunia oleh UNESCO.

“Subak itu yang diangkat bukan sekadar cagar budaya, tapi justru ke arah warisan budaya tak bendanya yaitu aspek harmoni. Subak yang mencakup kehidupan agraris, kemudian pada mitologi, spiritualitas, ritual, hubungan antara manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan Sang Pencipta, banyak banget aspeknya, jadi dari 9 program itu kita susun sedemikian rupa dan kita gelar di beberapa tempat di Batubulan dan Ubud,” ungkap Melati Suryodarmo, Direktur Artistik INTUR 2024.

BACA JUGA :  Bandara Ngurah Rai Kembali Beroperasi Setelah Nyepi, Jetstar Terbang Perdana ke Bali

Ikon INTUR 2024 yang juga seorang aktris, Dian Sastrowardoyo mengaku bersyukur mendapat kepercayaan dan kesempatan sebagai salah satu pengampu di festival yang prestisius ini. Ia baru saja premier film karya terbarunya di Ubud yang berjudul KOTAK.

“Ini adalah film komisi dari INTUR, tapi menarik sekali karena saya bisa merefleksikan tema Subak. Bagaimana manusia sekarang apakah masih dekat dengan alam, masih sadarkah punya keterhubungan dengan alam. Subak ini adalah konsep hubungan yang spiritual dengan entitas yang lebih tinggi yaitu Sang Pencipta, dengan alam seperti air, dan dengan sesama manusia lain yang bisa dilakukan secara sadar dan otomatis, sangat jauh beda dengan kita (manusia) yang kadang janjian lewat HP, email, atau WA saja bisa miskom,” tutur Dian Sastro.

Direktur Utama ITDC, Ari Respati mengatakan sebuah kehormatan kawasan The Nusa Dua dipercaya menjadi lokasi INTUR 2024. Pihaknya sangat terbuka terhadap ruang-ruang kreasi baru, dan harmonisasi tersebut terwujud salah satunya melalui event INTUR 2024.

“Kami di kawasan ini ada 5.000 lebih kamar, per tadi malam sudah 4.200 kamar sudah terisi atau sekitar 80 persen. Kalau satu kamarnya terisi 2 orang, berarti kurang lebih 8.000 orang yang stay di The Nusa Dua. Jadi, apa yang dilakukan oleh teman-teman dari Kemendikbud Ristek ini menjadi harapan baru bagi kami, dan kita perlu banyak membuat acara-acara seperti ini, karena impact-nya sangat terasa,” sebut Ari Respati.

BACA JUGA :  Jelang KTT G20, ITDC Utilitas - SUN Energy Resmikan Proyek PLTS The Nusa Dua

INTUR 2024 yang berlangsung hingga 18 Agustus 2024 menampilkan 100 karya seni melalui delapan program utama.
• ANARTA, program seni pertunjukan kontemporer yang menghadirkan karya-karya produksi baru berukuran besar. Karya-karya yang ditampilkan merupakan hasil dari proses penciptaan berbasis riset tentang warisan cagar budaya dan warisan budaya tak benda dari wilayah masing-masing seniman.
• VIRAMA, pertunjukan musik yang merangkum dinamika hari ini dalam dunia musik nasional dan internasional yang dikenal oleh masyarakat dari berbagai lapisan dan daerah.
• KIRANAMAYA, festival cahaya merupakan program interaktif yang hadir dalam beragam tatanan 5 karya instalasi seni cahaya dari seniman Indonesia dan luar negeri yang menggunakan teknologi pencahayaan, interaktif dan arsitektural serta menampilkan karya dari 7 seniman projection mapping. (igp)

Related Posts