Jika AMERTA Menang, PAD Denpasar Digenjot ke Posisi 2 Terbesar
LiterasiPost.com, Denpasar –
“Tiang nunas tanggal 9 Desember rauh ke TPS nggih (saya minta tanggal 9 Desember datang ke TPS ya), coblos nomor 2, menangkan kami demi perubahan Kota Denpasar,” pinta Paslon AMERTA mengawali simakrama-nya (tatap muka) dengan kaum muda Banjar Dinas Sembung Sari, Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur, Selasa (10/11/2020).
Paslon AMERTA yang tak lain adalah Gede Ngurah Ambara Putra – Made Bagus Kertha Negara memang kerap menyambangi anak-anak muda milenial karena pergaulannya lebih luas, modern dan potensi suaranya cukup besar. Cawawali Kertha Negara mengatakan, jika AMERTA dipercaya memimpin Denpasar maka pihaknya telah menyiapkan rencana bagi kaum muda. “Kalau ada yang berniat sekolah sampai luar negeri, maka kami akan usahakan, kami akan sekolahkan,” kata Kertha Negara.
Paslon berlatar pengusaha ini melihat problem utama yang dihadapi Kota Denpasar adalah kurangnya lapangan kerja, kesehatan, pendidikan dan fasilitas umum.
Hasil survei pada akhir Oktober lalu, bahwa baru 23 persen masyarakat yang menentukan pilihan pada Pilwali Denpasar 2020. Artinya, ada 77 persen pemilih belum memastikan pilihannya. “Berarti masih banyak peluang, untuk itulah kami gencar melakukan sosialisasi agar masyarakat makin kenal dengan kami. Angka 77 persen itu juga menandakan tingkat kepuasan masyarakat masih rendah terhadap kepemimpinan selama ini,” ujar Cawali Ambara Putra.
Permasalahan lainnya adalah tidak ada potensi penyerapan atau produktivitas pendapatan daerah. Alhasil, pendapatan Kota Denpasar dikalahkan Kabupaten Gianyar dan menjadi posisi 3 terbesar di Bali. Penduduk Denpasar sekitar 960 ribu jiwa dengan PAD Rp2,2 triliun sedangkan penduduk Gianyar hanya 560 ribu jiwa dengan PAD sama. Kondisi ini mengakibatkan Denpasar tidak bisa berbuat banyak yang akhirnya membuat tingkat kepuasan masyarakat rendah.
“Kalau pakai tax ratio 7 persen harusnya PAD Denpasar Rp3,8 triliun. Harapan kami bisa mengembalikan PAD ke nomor 2 sehingga akan bisa menerapkan program-program yang telah kami rancang misalnya santunan kelahiran Rp1 juta, kematian Rp10 juta dan lainnya. Jika penyerapannya naik 1 persen saja maka semua program itu bisa diwujudkan,” jelasnya.
Maka kuncinya adalah penerapan digitalisasi terintegrasi seperti visi misi AMERTA yaitu Smart city, Berbudaya dan Berdaya Saing. Dikatakan pula, bila pandemi telah berakhir maka Denpasar akan menjadi kota yang menarik untuk investasi. Dengan catatan, masalah sampah dan infrastruktur jalan harus dituntaskan. (•igp)