Millenial Smartfarming, Mentan Dorong Penerapan Digitalisasi dan IOT pada Pertanian
LiterasiPost.com, Buleleng –
Forum Petani Muda Bali – Petani Muda Keren (PMK) bersama Bank BNI 46 mengadakan “Millenial Smartfarming” di Desa Asah Gobleg, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Jumat (11/6/2021).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Dinas terkait di lingkungan Provinsi Bali, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI beserta Tim BNI Pusat dan Daerah, serta Deputi Kementerian Koordinator Perekonomian. Program Smartfarming kali ini didukung oleh Bank BNI 46 melalui program CSR.
Ketua Forum Petani Muda Bali (Petani Muda Keren), AA Gede Agung Wedhatama mengatakan dalam pengimplementasian Smartfarming, kebun-kebun petani diintegrasikan melalui digitalisasi dan IOT sehingga petani bisa lebih mudah dan efisien untuk melakukan development kebun di hulu seperti dalam proses penyiraman, pemupukan, penyemprotan agen hayati, dripping, sprinkle serta aktivitas lainnya.
“Launching Smartfarming berbasis IOT yang dikembangkan oleh Forum Petani Muda Bali (Petani Muda Keren) ini bertujuan untuk mengintegrasikan kegiatan pertanian dari hulu hingga hilir menggunakan IOT sebagai frameworknya, sehingga aktivitas pertanian menjadi lebih efisien, mudah dan menyenangkan,” kata Agung Wedha.
Ditambahkannya, adanya launching Smartfarming ini diharapkan semakin banyak anak muda milenial yang masuk ke dunia pertanian. Pertanian yang ramah lingkungan berbasis pada natural farming, healty life dan sustainability menuju pertanian Indonesia yang maju, mandiri dan modern.
Mentan RI, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa sudah seharusnya pertanian di Indonesia menggunakan digitalisasi dan IOT dalam aktivitas pertaniannya agar dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.
“Jangan mau kalah dengan Vietnam dan Thailand, kita jauh lebih hebat dari mereka. Matahari kita lebih lama, tanah kita jauh lebih subur. Jika kita dapat dengan baik mensinergikan pertanian dengan digitalisasi dan IOT maka pertanian kita pasti jauh akan lebih maju,” tegasnya.
“Penyiraman sudah sepatutnya menggunakan drip irigasi dan sprinkle agar lebih hemat air dan efisien, harus lebih banyak muncul Agung Wedha lainnya di masing-masing daerah di seluruh Indonesia agar pertanian kita dikendalikan oleh anak-anak muda yang aktif dan produktif sehingga pertanian Indonesia lebih cepat maju, hebat dan berorientasi ekspor,” imbuhnya.
Petani Muda Keren (PMK) di bawah komando Agung Wedhatama memang sangat fokus dan serius dalam mengembangkan sistem pertanian yang terintegrasi (Hulu – Hilir) “Integrated Agriculture Value Chain” dengan konsep Small Scale Integrated Smart Farming, yaitu pertanian skala kecil namun terintegrasi melalui digitalisasi dan IOT.
PMK berfokus pada korporasi pertanian dengan membentuk Koperasi Petani Muda Keren yang menjadi jembatan sistem pertanian hulu ke hilir. Koperasi ini mengambil peran penting dalam penyediaan saprotan pertanian di hulu (pupuk, bibit, mulsa, plastik, dan lainnya) serta memfasilitasi hasil pertanian petani PMK melalui penjualan baik retail, B to B maupun ekspor. (igp/r)