December 2, 2024
EKONOMI & PERBANKAN

OECD/INFE-OJK Conference di Bali Bahas Tiga Isu Penting

LITERASIPOST.COM – NUSA DUA | Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkolaborasi dengan OECD/INFE menyelenggarakan OECD/INFE-OJK Conference dengan tema “Empowering Consumers Through Financial Education” di Nusa Dua, Bali, pada Jumat (8/11/2024). Pertemuan ini diikuti oleh 300 lembaga pemerintah dari 130 negara.

Kegiatan ini sebagai forum kerja sama internasional antara pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan lainnya yang membahas isu-isu edukasi keuangan di seluruh dunia.  OECD/INFE sendiri merupakan sebuah forum yang memiliki kepedulian di bidang edukasi dan inklusi keuangan. Forum ini dibentuk pada tahun 2008.

BACA JUGA :  Peluncuran Digital Island Nusa Lembongan

Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK mengatakan ada tiga isu penting yang dibahas pada pertemuan ini, yaitu:

1. Empowering Vulnerable Consumers in Uncertain Economic and Financial Times
Ketika inflasi di beberapa negara menurun, beberapa negara masih terkena dampak suku bunga dan tekanan biaya hidup yang tinggi. Digitalisasi keuangan dan meningkatnya penipuan keuangan meningkatkan risiko keuangan konsumen. Ketidakpastian ekonomi dan keuangan mengharuskan konsumen untuk membuat rencana keuangan dengan lebih hati-hati.

“Sesi ini membahas tentang bagaimana edukasi keuangan dapat memberdayakan konsumen terutama yang rentan terhadap ketidakpastian ekonomi,” kata Friderica.

BACA JUGA :  Fashion Endek "Lusi Damai", Usaha dari Keinginan Hati hingga Dibantu KUR BRI

2. Consumers Knowledge, Attitudes, and Behaviors on Sustainable Finance
Konsumen dan investor ritel semakin tertarik terhadap keuangan berkelanjutan. Ketika terjadi perubahan iklim yang meningkat, masyarakat mulai mempertimbangkan faktor keberlanjutan dalam keputusan keuangan mereka seperti tabungan, investasi, asuransi, dan kredit.

“Sesi ini membahas tentang bagaimana pengetahuan, sikap, dan perilaku konsumen terhadap keuangan berkelanjutan dapat membantu merancang kebijakan dan intervensi literasi keuangan yang efektif,” jelasnya.

3. Empowering Consumers Against Over-indebtedness
Pembuat kebijakan semakin memperhatikan isu utang berlebih (over-indebtedness) karena konsumen yang memanfaatkan kredit untuk memenuhi kewajiban finansial dengan suku bunga dan inflasi yang tinggi. Over-indebtedness juga dapat diperburuk dengan meningkatnya penggunaan produk dan jasa seperti PayLater.

BACA JUGA :  UP3M FMIPA UNUD Adakan Rapat Koordinasi Perencanaan Kegiatan Tahun 2023

“Sesi ini akan menjadi kesempatan untuk berbagi pengalaman dan membahas bagaimana literasi keuangan dapat memberdayakan konsumen dalam mengelola utang,” sambungnya kembali.

Turut hadir pula di antaranya Mirza Adityaswara (Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK),  Mr. Miles Larbey (Head of Financial Consumer Protection, Education and Inclusion Unit, OECD) dan Ms. Magda Bianco (Head of Consumer Protection and Financial Education Department, Bank of Italy; Chair of the OECD International Network on Financial Education; Co-chair of the G20 Global Partnership for Financial Inclusion/GPFI). (igp)

Related Posts