October 25, 2024
BALI

Piala Dunia U20 Batal di Indonesia, Masyarakat pun “Batal Bahagia”

LITERASIPOST.COM, DENPASAR | Pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 masih menjadi perbincangan. Bahkan, kegaduhan pun terjadi manakala dua kepala daerah disebut-sebut sebagai biang kerok pembatalan tersebut. Bali termasuk salah satu daerah yang sedianya menjadi venue penyelenggaraan event dunia itu. Lalu, apa dampaknya bagi Bali?.

“Kita jangan dulu bicara pasca pembatalan. Tapi kita coba telusuri seandainya Piala Dunia U20 ini jadi diselenggarakan di Indonesia, termasuk Bali. Ini menyangkut kesehatan mental dan kesehatan mental itu berkaitan dengan hiburan, nilai sepak bola itu hiburan yang sangat menarik apalagi setelah pandemi. Kalau jadi digelar, tentu ajang ini hiburan yang menarik,” ujar dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, SpKJ saat diskusi “Menelisik Dampak Tragedi Pembatalan Piala Dunia U20 di Bali”, pada Kamis (6/4/2023) di Warung Kubu Kopi, Denpasar.

BACA JUGA :  Gandeng Ade Rai dan Komunitas Hobi, BPJS Kesehatan Dorong Peserta Jaga Pola Hidup Sehat

Diskusi yang digelar Forum Peduli Bali dipandu Kadek Surya Kencana tersebut juga menghadirkan pembicara Hery Angligan (Praktisi Pariwisata/Mahasiswa S3 Pariwisata UNUD) dan Kambali Zutas (wartawan/pengamat sepakbola Bali). Hadir pula Ketua Forum Peduli Bali, Nyoman Mardika.

Lebih lanjut dr. Rai Putra menyampaikan bahwa secara psikologis Piala Dunia U20 itu tak sekadar permainan 2×45 menit, namun banyak yang menarik sekaligus menjadi kebanggaan. Jika event ini terlaksana, dampaknya yang dirasakan masyarakat jauh lebih besar dibandingkan KTT G20. “Jadi ini menjadi hiburan dan kebanggaan yang sangat penting. Banyak orang yang hidupnya pas-pasan, tapi karena cukup hiburan, dia justru terhindar dari gangguan (jiwa),” tegas dr. Rai yang juga pecinta sepak bola.

Ia pun ikut prihatin dengan terlewatnya momen yang sangat menarik ini. “Berapa banyak yang batal bahagia karena batalnya event dunia ini,” tambahnya. Dari sisi psikologi massa, bahayanya adalah rumornya, karena dianggap tidak sungguh-sungguh. Dampaknya pula muncul ketidakpastian yang akan berpengaruh secara psikologis.
BACA JUGA :  Wakili Digital Platform Prakerja, PINTAR jadi Panelis di Edtech Asia Summit 2023
Sementara Praktisi Pariwisata, Hery Angligan menyoroti tantangan pariwisata Bali ke depan. Dikatakan, memang ada dampak ekonomi (oppurtunity loss) akibat pembatalan Piala Dunia U20 sekitar Rp3,7 triliun dan kesedihan masyarakat. Sejatinya, pariwisata itu bonus dari kebudayaan yang ada di Bali. Karena itu pariwisata jangan dijadikan segala-galanya. “Harusnya ada sistem yang kuat dan law enforcement yang dibangun. Contohnya di beberapa negara tidak ada yang berani merokok sambil jalan di tempat umum. Ini karena kuatnya penegakan hukum di negara bersangkutan,” ujarnya.
Wartawan sekaligus pengamat sepakbola, Kambali juga mengaku kaget dengan batalnya Piala Dunia U20 di Indonesia karena sebenarnya tinggal menghitung hari. Pemain juga sudah mimpi bisa bertanding namun akhirnya sangat kecewa. Namun ia mengatakan secara umum dampak pembatalan itu bagi Bali tidak sebesar di luar Bali. (igp)

Related Posts