October 25, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

PKB 2024 Didominasi Anak Muda, Panitia Harap Tak Ada Tontonan “Jaruh”

LITERASIPOST.COM – DENPASAR | Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI akan digelar pada 15 Juni hingga 13 Juli 2024 yang dipusatkan di Taman Budaya Provinsi Bali. PKB kali ini mengangkat tema “Jana Kerthi Paramaguna Wikrama, Harkat Martabat Manusia Unggul” sebagai pemantik tim pembina para duta kabupaten/kota untuk menghasilkan karya-karya kreasi baru ataupun monumental.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha menjelaskan, PKB XLVI rencananya dibuka Presiden RI, Joko Widodo bersamaan dengan pembukaan Peed Aya (pawai) PKB di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Renon.

BACA JUGA :  Siap Ajukan Praperadilan, Tim Hukum UNUD Tegaskan Tak Ada Penonaktifan Rektor

“Acara pembukaan hanya sekali, sehingga di Taman Budaya hanya menggelar pementasan seni saja,” jelas Prof. Arya Sugiartha dalam rapat dan sosialisasi yang digelar di Kantor Disbud Provinsi Bali, Rabu (15/4/2024).

PKB tahun ini tetap menampilkan 8 materi pokok meliputi Peed Aya (Pawai), Rekasadana (Pergelaran), Utsawa (Parade), Wimbakara (Lomba), Kandarupa (Pameran), Kriyaloka (Lokakarya), Widyatula (Sarasehan), dan Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni).

Sementara event budaya yang dirangkaikan pelaksanaan PKB, yakni penyelenggaraan Bali World Cultural Celebration (Perayaan Budaya Dunia di Bali) dan Jantra Kebudayaan Bali (Pekan Kebudayaan Daerah).

“Selain diikuti oleh duta kabupaten dan kota serta sanggar-sanggar seni di Bali, PKB kali ini juga melibatkan partisipasi dari luas daerah dan luar negeri, seperti grup kesenian asal Amerika, Kanada, Jepang, Hongkong, Ukraina, Malaysia, RRT, India, dan Taiwan,” ungkap Arya Sugiartha.

BACA JUGA :  RSHP FKH UNUD Perpanjang Kerja Sama Internasional dengan Animal Australia

Tim Kurator mengatakan setelah mengevaluasi pelaksanan PKB sebelumnya, PKB kali ini diharapkan lebih berkualitas. Karena sejak Oktober 2023 lalu, Tim Kurator sudah merancang pernak-pernik sekecil apapun diperhatikan, sehingga pelaksanaan PKB bisa menjadi lebih baik. “Hal ini sebagai upaya Tim Kurator menjawab testimoni penonton yang selalu mengatakan PKB monoton,” ucap Tim Kurator, Drs. I Gede Nala Antara, M.Hum.

Dikatakan, duta seluruh kabupaten/kota sudah siap tampil dan telah dikurasi. Termasuk dengan partisipasi dari sanggar-sanggar seni. Sanggar-sanggar ini, sebelumnya mengajukan diri untuk tampil, bahkan sudah dikurasi, sehingga menampilkan kesenian yang kreatif, dan tidak sama dengan pementasan yang dilakukan di masyarakat.

Tim Kurator Prof. I Wayan Dibia mengatakan, pada saat melakukan kurasi ke daerah-daerah pihaknya menekankan kepada pengisi acara agar membedakan penampilan di PKB dengan pentas di desa-desa. PKB itu sebuah puncak penyajian kesenian-kesenian unggul dari daerah-daerah di Bali.

“Gema perjalanan PKB ini sudah gencar. Lihat saja di masing-masing desa yang akan tampil di ajang PKB sudah gaduh melakukan persiapan berbulan-bulan. Perjalanan ini yang justru lebih penting untuk membiasakan kepada generasi muda untuk menikmati perjalanan berkesenian itu,” papar Prof. Dibia.

BACA JUGA :  SUNDOWNERS: Kisah Awal hingga Terbitnya Album Perdana "Better Than That"

Menariknya, perhelatan PKB tahun 2024 ini didominasi oleh anak-anak muda. Bahkan, hampir 90 persen anak-anak muda yang menyemarakan setiap pagelaran seni ataupun lomba. Hanya satu pementasan yang didominasi orang tua, yakni Drama Gong Lawas. Sementara gong kebyar, janger, barong apalagi lomba baleganjur dilakoni anak-anak muda.

Jika pada PKB sebelumnya, masih ada orang tua yang mewarnai lomba baleganjur, kini hampir semuanya anak-anak muda kreatif. “Ini seakan menjadi wilayah dan kiprah untuk anak-anak muda, sehingga PKB menjadi riang. Ini menjadi wadah belajar para seniman muda untuk mengadopsi kesenian mereka dengan kontes kekinian,” paparnya.

Namun Prof Dibia meminta setiap materi kesenian mesti menghindari aksi jaruh. Penonton jangan hanya dihibur dengan tertawa, sehingga penyaji memaksakan dengan aksi-aksi yang kurang baik. “Maka jadikanlah tontonan itu sebuah tuntunan. Tontonan itu dikemas menjadi event mencerahkan melalui pesan-pesan dialog atau cerita,” tegasnya.

BACA JUGA :  Polda Bali Sukses Amankan Penyelenggaraan AALCO ke-61

Pada saat menampilkan pagelaran itu, referensi dan sumbernya mesti jelas. Apakah itu mengangkat mitologi di daerah mana, sehingga semakin hari bisa menampilkan karya seni dangan dasar yang jelas.

Secara statistik keterlibatan seniman di ajang PKB tahun 2024 sebanyak 13.561 orang. Kepesertaan lembaga seni sebagai penyaji baik itu sanggar, yayasan, maupun kelompok seni yang tampil dalam ajang PKB ini sebanyak 285 lembaga. (IGP/r)

Related Posts