November 25, 2024
EKONOMI & PERBANKAN

Sisa Waktu 1,5 Bulan, Wajib Pajak Bisa Manfaatkan PPS

LITERASIPOST.COM, DENPASAR | Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Bali (Kanwil DJP Bali) kembali mengadakan roadshow sosialisasi tentang Program Pengungkapan Sukarela (PPS) sesuai Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) Nomer 7 Tahun 2021 kepada wajib pajak potensial Kanwil DJP Bali.

Program yang diberlakukan mulai 1 Januari hingga 30 Juni 2022 ini memberikan kesempatan bagi Wajib Pajak (WP) untuk mengungkapkan harta bersih yang belum atau kurang diungkapkan dalam surat pernyataan yang dianggap sebagai tambahan penghasilan dan dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final.

BACA JUGA :  Kanwil DJP Bali Bersama KPK Wujudkan Pegawai dan Wajib Pajak Berintegritas

Sosialisasi ini diselenggarakan mulai 17 hingga 31 Mei 2022. Sosialisasi tahap pertama pada 17 sampai 19 Mei 2022 diadakan di Ruang Denpasar Prime Plaza Sanur untuk WP KPP Madya dan WP yang terdaftar di wilayah Denpasar dan Badung. Kegiatan sosialisasi ini mengundang 100 WP potensial dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Denpasar pada hari pertama, 100 WP potensial dari KPP Pratama Denpasar Barat dan KPP Pratama Denpasar Timur pada hari kedua, dan 100 WP potensial dari KPP Pratama Badung Utara dan KPP Pratama Badung Selatan pada hari ketiga. Acara sosialisasi dibuka langsung oleh Kepala Kanwil DJP Bali, Anggrah Warsono.

“Mungkin anda pernah simak bahwa setelah Covid-19 melanda dan berpengaruh pada perekonomian Indonesia kemudian terbit Perppu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Keuangan untuk Penanganan dalam Pandemi Covid 19 (selanjutnya menjadi UU No 2 tahun 2020) dimana aturan terkait defisit keuangan negara yang sebelumnya dipatok tidak boleh melampaui 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) kemudian dilonggarkan boleh lebih dari 3% untuk tahun 2020, 2021 dan 2022. Sementara itu pada tahun anggaran 2023 defisit sudah harus kembali menjadi maksimal 3% PDB, sehingga kemudian kita banyak mendengar berita tentang penambahan utang termasuk dalam bentuk surat utang negara dan sukuk syariah yang juga dibeli oleh warga negara Indonesia, karena faktanya kondisi perekonomian lesu, orang tidak bisa berusaha dan penerimaan pajak juga turun,” ujar Anggrah dalam sambutannya.

BACA JUGA :  Temu Wirasa Stakeholder Gathering 2023, BPR Kanti Tunjukkan Komitmen pada Desa Adat

”Tahun 2020 defisit kita melebar sebesar 5,7 persen dari PDB dan tahun 2021 defisit menjadi sebesar 4,6 persen dari PDB. Tahun 2022 defisit diharapkan kurang dari 4,6 persen, karena tahun 2023 besaran defisit akan kembali menjadi paling tinggi sebesar 3 persen dari PDB. Hal ini akan dijadikan pertimbangan dalam mendesain APBN 2023 kembali menuju defisit dibawah 3 persen,” tambah Anggrah.

Oleh karena itu kemudian terbit Undang undang Nomer 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Undang undang Nomer 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan untuk mempemudah pelaksanaan administrasi perpajakan sehingga tercermin keadilan bagi Wajib Pajak dengan memberikan semangat kemudahan, kesederhanaan dan less cost compliance.

BACA JUGA :  Angkat Soal Pramuwisata Perempuan, Dosen STP Mataram Raih Gelar Doktor di UNUD

Hingga per 18 Mei 2022 di Kanwil DJP Bali sudah terdapat 734 WP yang memanfaatkan PPS dengan jumlah Pajak Penghasilan (PPh) yang dibayarkan sebesar Rp54,78 miliar. Dari jumlah tersebut terdapat 146 WP yang memanfaatkan kebijakan I dengan PPh yang dibayarkan sebesar Rp12,09 miliar dan 658 WP yang memanfaatkan kebijakan II dengan PPh yang dibayarkan sebesar Rp42,69 miliar.

Terdapat 5 jenis harta bersih yang paling banyak diungkapkan WP, pertama yaitu uang tunai dengan nilai harta bersih sebesar Rp224,4 miliar dan PPh yang dibayarkan sebesar Rp21,7 miliar, yang kedua adalah tabungan dengan nilai harta bersih sebesar Rp67,4 miliar dan PPh yang dibayarkan sebesar Rp8,5 miliar, ketiga tanah dan/atau bangunan untuk tempat tinggal dengan nilai harta bersih sebesar Rp56,2 miliar dan PPh yang dibayarkan sebesar Rp6,9 miliar, yang keempat deposito dengan nilai harta bersih sebesar Rp52,5 miliar dan PPh yang dibayarkan sebesar Rp6,7 miliar, dan yang kelima piutang dengan nilai harta bersih sebesar Rp10,2 miliar dan PPh yang dibayarkan sebesar Rp954 ratus juta.

BACA JUGA :  Danrem 163/Wira Satya Serahkan Kunci Bantuan Rumah Layak Huni

Anggrah Warsono mengingatkan dan mengajak kembali seluruh masyarakat untuk dapat segera memanfaatkan PPS ini sebelum tanggal 30 Juni 2022. Apabila PPS ini berakhir dan masih ada data berupa harta yang belum dilaporkan oleh WP maka Direktorat Jenderal Pajak akan menindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kegiatan Roadshow PPS ini masih akan berlanjut pada 20 Mei 2022 untuk WP yang terdaftar di KPP Pratama Tabanan, 25 Mei 2022 untuk WP yang terdaftar di KPP Pratama Singaraja, dan 31 Mei 2022 untuk WP yang terdaftar di KPP Pratama Gianyar. (igp/r)

Related Posts