October 12, 2024
BALI

Tak Larang, PLN Imbau Bermain Layang-layang yang Aman

LiterasiPost.com, Denpasar –
PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali tak henti-hentinya mengingatkan masyarakat agar bermain layang-layang yang aman. Hal tersebut bertujuan demi keamanan dan kepentingan bersama.

Sebagaimana diketahui memasuki bulan Juni merupakan musim layang-layang di Bali yang kerap dimanfaatkan oleh para Rare Angon (sebutan bagi pehobi layang-layang di Bali). Puncak musim layang-layang biasanya terjadi pada Juli-Agustus. Namun di balik itu, layang-layang pun jadi bumerang karena tak jarang tersangkut dan mengganggu jaringan listrik.

BACA JUGA :  Peringati Hari Kesiapsiagaan Bencana, PLN Serahkan Empat Mobil Tanggap Bencana kepada MDA Bali

“Kami, PLN, tidak pernah melarang masyarakat untuk bermain layang-layang, tapi kami imbau bermain layang-layang yang aman,” ungkap Manajer Komunikasi PLN UID Bali, I Made Arya didampingi Senior Manager Keuangan Komunikasi dan Umum, Zufar saat temu media bulanan di Denpasar, Rabu (9/6/2021).

Bermain layang-layang yang aman, menurut Arya, yakni di lapangan atau pantai yang jauh dari jaringan listrik dan jalan raya. Selain itu tidak menginapkan layang-layang yang rentan jatuh atau tersangkut di jaringan listrik.

Manajer Komunikasi PLN UID Bali, I Made Arya didampingi Senior Manager Keuangan Komunikasi dan Umum, Zufar. (Foto: igp)

“Jika layang-layang tersangkut di jaringan listrik dapat mengakibatkan pemadaman dan mengganggu pasokan listrik ke tempat-tempat penting seperti rumah sakit, bandara dan objek vital nasional,” jelasnya.

Ditambahkannya, jika masyarakat menemukan layang-layang tersangkut di jaringan listrik, pihaknya meminta agar tidak mengambil sendiri karena sangat berbahaya. Sebaiknya menghubungi PLN melalui kontak center 123 atau aplikasi New PLN Mobile.

BACA JUGA :  Pengembangan UNUD Journal Bereputasi Global, JUPI Adakan Workshop Tata Kelola dan Substansi Jurnal

Berdasarkan data PLN Bali, gangguan listrik akibat layang-layang terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2019 terjadi 72 kali gangguan, tahun 2020 sebanyak 291 kali gangguan, dan tahun 2021 hingga 6 Juni sudah ada 17 kali gangguan.

Sementara kondisi kelistrikan di Bali saat ini, yakni daya mampu sebesar 1.292 MW dengan beban puncak 707 MW sehingga terdapat cadangan daya sebesar 584 MW atau 45 persen. (igp)

Related Posts