BEAUTIVERSE 2025: Eksplorasi Kecantikan dari Bali untuk Dunia

LITERASIPOST.COM – Denpasar | Bali, destinasi kepariwisataan dunia yang terkenal dengan keindahan alamnya, telah melahirkan banyak event berkelas dan bertaraf internasional. Kini, kembali sebuah event spektakuler berlangsung di Pulau “Dewata” Bali, bernama Beautiverse.
Inisiator Beautiverse, Dr. Paulus Herry Arianto, M.A., CBC., memperkenalkan event ini sebagai ajang perdana pameran produk kecantikan dan rangkaian aktivitas kesehatan holistik di Bali yang mengusung prinsip keberlanjutan dan pemberdayaan.

Acara pembukaan Beautiverse 2025 yang dihadiri oleh Kementerian Pariwisata dan Dekranasda Bali. (Foto: Literasipost)
“Saya berharap, embrio Beautiverse dapat menggema hingga mancanegara. Selain itu, event ini bertujuan mengangkat Sanur sebagai lokasi yang menunjang pariwisata minat khusus seperti perawatan diri dan kesehatan holistik,” ujar Paulus saat acara pembukaan Beautiverse 2025 di Bali Beach Convention Centre – The Meru Sanur, Denpasar, Jumat (2/5/2025).
Mengungkap Kecantikan Alam dan Budaya Bali
Beautiverse berlangsung pada 2-4 Mei 2025 di Bali Beach Convention Centre – The Meru Sanur, sebuah lokasi yang strategis untuk menunjang pariwisata minat khusus seperti perawatan diri dan kesehatan holistik. Dengan lebih dari 60 tenant/brand untuk pameran dan pengisi acara, Beautiverse menjadi ajang yang tepat untuk mempertemukan beauty and wellness enthusiast.
“Kami akan mengajak peserta untuk menjelajahi tren terbaru dan menjalin koneksi dengan para pemimpin industri, pakar, dan pengusaha lokal,” ujar CEO Alpha Seven Creative Event tersebut.
Menghubungkan Industri dan Konsumen
Dengan konsep B2C (Business to Consumer), Beautiverse bertujuan memberikan manfaat bagi pelaku industri dan konsumen. Target pasar event ini adalah masyarakat lokal, wisatawan domestik, dan turis mancanegara yang sedang berada di Bali, dengan usia 15-40 tahun.
“Karena konsepnya B2C, kami ingin pelaku industri dan konsumen mendapat benefit dari event ini,” tegasnya.
Dukungan dari Industri
Beautiverse telah menuai respon positif dari industri, dengan dukungan dari The Meru dan Bali Beach Hotel The Heritage Collection. General Manager The Meru Sanur dan Bali Beach Hotel, Ed Brea, menyatakan bahwa kolaborasi ini adalah langkah nyata dalam membangun ekosistem health & wellness yang berkelanjutan.
“Beautiverse merupakan gerakan yang menyatukan pelaku industri, praktisi, dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya hidup sehat secara holistik. Dengan filosofi Tri Hita Karana, The Meru Sanur berharap Bali dapat terus berkembang sebagai destinasi wellness kelas dunia”, ucapnya.
Dukungan Pemerintah
Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kementerian Pariwisata, Vinsensius Jemadu menyampaikan apresiasi dan siap berkolaborasi. Dikatakan, event ini masuk ke dalam terobosan Menteri Pariwisata, yaitu pengembangan industri wellness dan event dengan Intellectual Property (IP) Based di Indonesia.
“Sangat menarik karena event beauty ini termasuk IP Based Indonesia dan pemerintah sangat responsif terhadap perkembangan industri health tourism (medical tourism & wellness tourism) sehingga pemerintah menetapkan KEK Sanur sebagai KEK Kesehatan, pasalnya selama ini banyak orang Indonesia pergi ke luar negeri hanya untuk medical check up, atau wellness, dengan kehadiran KEK Sanur diharapkan bisa meminimalisir orang-orang Indonesia ke luar negeri untuk mendapatkan wellness, diharapkan KEK Sanur menjadi hub untuk wellness tourism di Indonesia”, ungkapnya.
Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Putri Koster juga menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan Beautiverse 2025 di Bali.
“Saya yakin, event yang dimulai dari Bali akan tumbuh menjadi event berskala internasional, asalkan kontinu dan konsisten. Namun catatan saya, banyak event besar diselenggarakan di Bali hanya numpang lewat dan kita hanya menjadi penonton. Tapi, event ini sudah mampu melibatkan sumber daya lokal. Ke depan saya berharap Dekranasda bisa dilibatkan, sehingga event-event seperti ini mampu merangkul sumber daya atau produk lokal Bali ke kancah global. Terlebih bicara wellness, sama halnya seperti Cina, Bali pun punya produk obat tradisional karena di Bali mengenal adanya ilmu pengobatan Usadha”, jelasnya. (L’post)