Munas XVI IAI di Bali, Momentum Songsong Perubahan Paradigma
LITERASIPOST.COM, BADUNG | Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) XVI di Kuta, Bali, pada 27-29 Oktober 2021. Salah satu agenda penting dari pertemuan tersebut adalah pemilihan ketua umum periode 2021-2024 yang tahapannya saat ini sedang berjalan.
Dalam press conference yang berlangsung di Bali Dynasty Resort, Kuta, Selasa (26/10/2021), Ketua Panitia Pemilihan Don Ara Kian mengatakan ada tiga kandidat calon Ketua Umum IAI 2021-2024, yakni Georgius Budi Yulianto (Jawa Barat), Ahmad Saifudin Mutaqi (Yogyakarta) dan I Ketut Rana Wiarcha (Bali).
“Proses pemilihannya melalui e-vote sebanyak dua kali. Yang pertama saat penjaringan bakal calon, lalu yang kedua untuk pemilihan ketua nanti. Semua anggota punya hak untuk memberikan suara dengan sistem one man one vote,” kata Don Ara Kian.
Dikatakan, verifikasi kandidat Ketua Umum IAI dilakukan oleh Majelis Organisasi (MO) dan Majelis Kehormatan Nasional (MKN) guna mendalami lebih lanjut perihal pandangan maupun visi-misi menuju Ketua Umum IAI.
“Penyampaian visi misi calon ketua umum dilakukan tiga kali, yaitu di Bandung, Yogyakarta dan di Bali pada saat Munas yang dikemas dalam bentuk Debat Ketua Umum, dengan menghadirkan dua panelis,” jelasnya.
Ketua Organizing Commitee IAI, Nova Kristina mengatakan mengingat saat ini masih kondisi pandemi, kegiatan Munas XVI ini akan dilaksanakan secara hybrid. Peserta yang diperkenankan hadir secara langsung (fisik) dibatasi hanya 300 orang, yang tentunya akan melewati prosedur protokol kesehatan terlebih dahulu.
“Mereka (anggota) bukan tidak mau datang, mereka justru semangat sekali, tapi kami memang batasi karena kondisinya tidak memungkinkan untuk hadir semuanya seperti kegiatan sebelum-sebelumnya hingga ribuan orang. Jadi yang confirm hadir adalah perwakilan dari 34 provinsi, 6 wilayah dan satu perwakilan di Singapura,” ujar Nova.
Munas XVII IAI rencananya dibuka oleh Menteri PUPR didampingi Gubernur Bali. Di hari terakhir kegiatan akan diisi Malam Penganugerahan IAI Award 2021.
Sementara itu Sekjen IAI, Ariko Andikabina menjelaskan bahwa Munas kali ini mengangkat tema “Paradigma Baru Profesi Arsitek Indonesia”. Paradigma baru profesi arsitek adalah sebuah spirit perubahan yang merupakan implementasi dari salah satu dari lima prioritas pembangunan pemerinah saat ini, yakni pembangunan kualitas sumber daya manusia Indonesia, terutama saat memasuki era kemajuan teknologi dan informasi.
IAI sebagai satu-satunya Asosiasi Profesi Arsitek yang diakui negara melalui UU No. 6 Tahun 2017 tentang Arsitek, perlu berbenah diri dan terus meningkatkan profesionalisme anggotanya agar mampu bersaing di pasar kerja sektor konstruksi.
Bahwa perubahan regulasi bidang jasa konstruksi yang ditandai dengan adanya UU Arsitek dan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja menuntut adanya penyesuaian aturan internal organisasi IAI.
“Karena itu, Munas ke-16 ini mesti dijadikan momentum untuk mengevaluasi diri dan bangkit guna menyongsong perubahan paradigma dan tantangan dunia profesi arsitek ke depan. Semoga perubahan paradigma baru dalam Profesi Arsitek Indonesia menjadi Manifesto Arsitek Indonesi pada 2045,” sebutnya.
Untuk diketahui hingga saat ini jumlah anggota aktif IAI sebanyak 21 ribu orang. Dari jumlah tersebut hanya 8 ribu orang yang melakukan sertifikasi (data tahun 2020). Kondisi ini dinilai cukup memprihatinkan jika dibandingkan dengan jumlah lulusan Sarjana Arsitektur setiap tahun dari 138 perguruan tinggi negeri dan swasta (Update data Asosiasi Perguruan Tinggi Arsitektur/APTARI, 11 Mei 2021) yang memliki program studi Arsitektur. Karena itu IAI akan terus menjalin hubungan baik dengan para mitra dalam rangka memperkuat profesi arsitek. (igp)