January 15, 2025
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Bandara Ngurah Rai Tak Masuk Hitungan, Puspa Negara: Tolong Tunjukkan Tolok Ukur Absolutnya!

LiterasiPost.com, Badung –
Ternyata sebagai destinasi internasional dan penyumbang devisa yang tinggi bagi negara, Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali yang masuk kategori World Best Airport tidak menjadi jaminan bandara ini dibuka. Padahal, semakin mantap ketika ada rencana Singapore membuka penerbangan langsung sebanyak dua kali seminggu, hingga upaya penguatan standar protokol kesehatan yang sangat tinggi.

Pengamat Pariwisata Bali, Wayan Puspa Negara menilai hal tersebut sungguh keterlaluan, mengingat pertumbuhan ekonomi Bali yang paling terpuruk bahkan masyarakat terutama di destinasi wisata sudah mati suri dan ambyar. Terlebih keluarnya aturan bagi PPLN sesuai surat Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Nomor SR.03.04/II/1084/2021 tanggal 28 April 2021 dan hasil koordinasi kantor Otban IV dengan DGCA. Disebutkan bahwa pintu masuk (entry point) bagi PPLN hanya diperbolehkan di empat bandara internasional, yakni Cengkareng, Kualanamo, Juanda dan Manado. Sedangkan Bandara Ngurah Rai tidak termasuk di dalamnya, meskipun untuk cargo masih dibolehkan.

BACA JUGA :  Besok, Tradisi Ngrebong di Kesiman Digelar

“Hal ini sangat tidak masuk logika alias Out of The Box, di tengah gencarnya program Free Covid-19 Corridor (FCC) atau zona hijau yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan pihak bandara,” ujar Puspa Negara.

Bahkan, tiga kawasan di Bali yaitu Sanur, Nusa Dua dan Ubud ditetapkan sebagai zona hijau. Tak hanya itu bandara dan kawasannya juga masuk program FCC yang dibuktikan dengan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 secara masif. Kawasan Seminyak, Legian dan Kuta sudah menjalani vaksinasi di atas 70 persen.

BACA JUGA :  Rooftop Rapture: Puncak Selebrasi Anniversary Kuta Social Club bersama DJ Tigerlily

“Efeknya sekarang terjadi pembatalan penerbangan Singapore Airline yang berencana start 4 Mei 2021 dengan penerbangan rutin dua kali dalam seminggu Singapore – Bali pp. Semua menjadi ambyar, hanya karena surat tersebut yang tidak memikirkan secara arif dan tajam bahwa Bali adalah destinasi utama Indonesia, justru aneh Bandara Kualanamo yang mengalami permasalahan PCR daur ulang justru dinyatakan boleh beroperasi, ini sangat tidak logis dari perspektif manapun,” tegasnya.

Oleh karena itu Puspa Negara atas nama masyarakat pariwisata Bali memohon kepada Presiden melalui Menparekraf, Menteri Kesehatan, Menteri Perhubungan, Otban, dan Satgas Covid-19 Pusat untuk bisa menunjukkan alasan atau tolok ukur absolut yang digunakan dalam membuka keempat bandara tersebut, dan untuk Bali persyaratan apa yang tidak dipenuhi?

BACA JUGA :  Paradoks dan Inkonsisten dengan Government Guarantee, APPMB Desak Gubernur Bali Tarik Surat ke Menpora

“Jangan membuat kebijakan yang disinyalemen parsial dan subyektif serta Out of The Box, dalam upaya untuk menanggulangi Covid-19 dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Kita ingin melihat cara-cara yang sistematis dengan formula yang presisi terkait situasi saat ini dan jangan membuat kebijakan yang cenderung membuat masyarakat menghela nafas dan menggeleng,” ungkapnya.

Di sisi lain dia berharap pihak Bandara Ngurah Rai harus mempunyai bargaining position yang tinggi. Justru ada bukti bahwa Singapura melalui maskapainya Singapore Airline sudah melihat Bandara Ngurah Rai dan Bali layak dikunjungi dan kini terancam batal.

BACA JUGA :  Visitasi HMPS Administrasi Publik UNDIP ke HIMA Administrasi Publik UNUD secara Virtual

“Artinya negara luar (internasional) telah melihat Bali (Bandara Ngurah Rai) layak dibuka secara internasional, kok negara kita berbanding terbalik? Tolong Bapak Presiden cermati perilaku menteri-menteri yang terkait dengan kondisi ini, karena hal ini jelas antagonistik dan berbalik arah dengan statemen Presiden pada 10 Maret 2021 untuk membuka Bali secara perlahan melalui FCC Sanur, Ubud dan Nusa Dua serta kawasan bandara. (igp)

Related Posts