Rencana Dibukanya Border Pariwisata Internasional ke Bali, Nurjaya: Kami Dukung Apapun Keputusan Pemerintah
LiterasiPost.com, Denpasar –
Rencana dibukanya border wisatawan internasional ke Bali pada Juli 2021 mendatang, disambut gembira oleh kalangan pelaku pariwisata di Bali. Termasuk di antaranya para travel agent yang menjadi ujung tombak kedatangan wisatawan.
Ketua DEPETA (Dewan Pengawas Tata Krama) DPD Asita Bali, I Komang Nurjaya Mahartha, SS mengungkapkan Asita Bali sangat mendukung apapun keputusan pemerintah.
“Kami sangat mendukung, berarti itulah yang terbaik, memang kita di bidang travel agent sangat mengharapkan agar border ini dibuka meskipun kita tahu tamu-tamu luar negeri tidak akan langsung bisa datang, tapi paling tidak dengan dibukanya border ini akan memicu keinginan mereka untuk datang ke Bali,” kata Nurjaya di Denpasar, Kamis (13/5/2021).
Untuk saat ini yang bisa diandalkan sebagaimana program pemerintah adalah kunjungan wisatawan domestik (wisdom). Karena, wisdom menjadi primadona yang juga bisa membangkitkan pariwisata di era pandemi. Seperti halnya saat tragedi bom Bali 1 dan 2 silam, yang membangkitkan pariwisata Bali adalah wisdom.
“Saat weekend, wisdom pasti akan datang. Sedangkan kalau wisatawan luar negeri, jika travel bubble masih diaktifkan, meskipun kita di sini sudah buka tentu kita tidak bisa mendapatkan wisatawan langsung dari luar negeri. Apalagi sekarang wisatawan luar negeri ketika datang ke Bali harus menjalani PCR dan sudah divaksin untuk keamanan,” ungkapnya.
Begitu halnya di Bali telah ditetapkan green zone, yaitu Nusa Dua, Sanur dan Ubud, maka hanya kawasan itulah yang bisa dikunjungi untuk sementara. Selain itu ketika wisatawan luar negeri tiba di Bali, yang akan diberlakukan adalah tetap stay dulu di hotel-hotel yang menjadi partnership program pemerintah karena setiap hotel itu telah menerapkan protokol CHSE.
Owner PT Bali Flamboyan Tour ini mengatakan dengan dibukanya kran internasional setidaknya dapat menggeliatkan perekonomian di Bali meskipun tidak bisa tumbuh 100 persen.
“Kami pun membuat program-program, di antaranya Bali Cycling Marathon dalam beberapa seri sejak April hingga Oktober nanti. Berikutnya kami rencanakan event lain, seperti Golf Marathon. Syukurlah semua berjalan lancar dan aman, tidak ada klaster baru sehingga disupport oleh pemerintah guna membangkitkan pariwisata kita,” ujarnya.
Disinggung soal kondisi anggota Asita Bali saat pandemi ini, Nurjaya mengaku prihatin. Dari 403 anggota yang memiliki Nomor Induk Anggota (NIA) hanya sekitar 10 persen yang masih beroperasional dan itupun dengan menerapkan sistem buka tutup.
“Memprihatinkan sekali, malahan saya lihat langsung dari teman-teman sampai ada yang menjual asetnya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Banyak yang merasa jenuh, tapi mau tak mau kita harus ikuti, kita yakin ke depan pariwisata Bali akan kembali bangkit,” tegas pria yang juga menjabat Kelian Banjar ini.
Sebagai usaha travel agent, apakah ada tamu luar negeri yang menyampaikan kerinduannya berlibur ke Bali, atau justru sudah melakukan booking ketika mendengar border akan dibuka pada Juli nanti? Nurjaya menjawab hal itu sudah terjadi sejak tahun lalu. Hanya saja pihaknya tidak bisa memberikan kepastian kepada tamu.
“Sejak September tahun lalu sudah banyak request dari tamu luar negeri. Tapi nyatanya batal. Kali ini (Juli) kami belum berani mengakomodir karena belum ada kepastian. Jika sudah pasti dibuka barulah kami informasikan kepada tamu,” pungkas Nurjaya. (igp)