October 6, 2024
GAYA HIDUP & TEKNOLOGI

Efisien Listrik, PLN Bali Dorong Masyarakat Bertani Hidroponik

LiterasiPost.com, Buleleng –
Di era modern seperti saat ini, berbagai inovasi teknologi diciptakan. Di bidang pertanian misalnya, hidroponik bukanlah barang baru. Bertani saat ini tak melulu harus dilakukan berpanas-panasan ataupun kotor di sawah. Dengan teknologi hidroponik siapapun mampu menjadi petani. Metode pertanian hidroponik saat ini sedang digandrungi apalagi bagi orang-orang yang memiliki keterbatasan lahan dan ingin memanfaatkan lahan sempit di sekitar pekarangan rumahnya. Selain untuk mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari, hasilnya juga dapat menambah pendapatan.

PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali mendukung masyarakat untuk memulai bercocok tanam dengan memanfaatkan teknologi hidroponik yang ditopang dengan listrik. Pemanfaatan listrik dalam menggenjot produktivitas ekonomi melalui pertanian ini sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan ketersediaan pasokan listrik bagi masyarakat dan wilayah yang perekonomiannya sedang tumbuh.

BACA JUGA :  Tradisi Jelang HUT, FIB UNUD Ziarah ke Makam Dr R Goris

Manager Pemasaran PLN UID Bali, Oscar Praditya mengatakan Electrifying Agriculture menjadi misi PLN saat ini untuk mendukung peningkatan perekonomian masyarakat melalui sektor pertanian khususnya di masa pandemi.

“Kami ingin mendukung masyarakat yang menggeluti industri pertanian untuk bisa meningkatkan produktivitasnya dengan memanfaatkan listrik sebagai penunjang, salah satunya bisa dengan metode bercocok tanam hidroponik,” jelasnya.

BACA JUGA :  Inisiasi Kerja Sama, UNUD Terima Kunjungan Badan Riset dan Inovasi Nasional

Hidroponik bukanlah hal baru, namun saat ini banyak makin digemari karena masyarakat mulai menyadari manfaatnya, dan PLN siap untuk menyokong kebutuhan listriknya.

Adalah Panti Asuhan Narayan Seva di Desa Kerobokan, Kabupaten Buleleng yang saat ini memanfaatkan metode hidroponik untuk memenuhi kebutuhan pangan hariannya. Dengan memanfaatkan lahan seluas 8 meter x 10 meter, Ni nyoman Sundari, pengelola panti mampu menghasilkan berbagai macam sayur seperti kangkung, sawi, selada, dan bok chay dari 1.000 lubang tanam yang dipanen setelah masa tanam selama 35 hari.

BACA JUGA :  Ketua MPR Bamsoet Ingin Menetap di Bali. Kenapa?

Sistem hidroponik yang diterapkan menggunakan sistem Bed dan Piramid dengan instalasi Desflow System (DST) yakni dengan memanfaatkan mesin pompa aquarium 105 daya 50 Watt dan menyala selama 24 jam.

Sundari menuturkan jika diasumsikan hasil panen bisa mencapai 165 kg dan harga sayuran rata-rata Rp12 ribu per Kg sehingga total hasil panen bisa memperoleh sekitar Rp1.980.000 per 35 hari

“Modal kami untuk sekali panen sekitar Rp325 ribu sedangkan untuk konsumsi listrik bisa dibilang murah karena sebulan hanya membayar sekitar Rp122 ribu saja,” jelasnya.

BACA JUGA :  Walikota Jaya Negara dan Wawali Agus Arya Wibawa Hadiri Tawur Agung Kesanga

Saat ini daya listrik yang digunakan untuk menopang produksi hidroponik sebesar 2200 VA. Dirinya menambahkan bahwa panti asuhan memiliki rencana ke depan yakni menambah daya listrik untuk menunjang lampu UV, sehingga masa panen bisa dipercepat dan produktivitas hasil hidroponik bisa meningkat.

Hasil panen sayuran melalui hidroponik ini sebagian besar digunakan untuk konsumsi sebanyak 88 anak asuh yang menghuni Panti Asuhan ini.

BACA JUGA :  RSUP Sanglah Buka Layanan Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 12-17 Tahun

“Tentu hasil dari hidroponik ini sangat meringankan kami, apalagi dalam menghadapi masa pandemi ini setidaknya kebutuhan pangan dan gizi bisa terpenuhi, sisanya kami jual untuk menambah penghasilan,” pungkas Sundari.

Kebun hidroponik di Panti Asuhan Narayan Seva ini merupakan bantuan CSR PLN melalui PLN Peduli tahun 2020 sebesar Rp70 juta yang terealisasi di triwulan ketiga 2020. Selain tidak membutuhkan lahan yang luas, juga efisien dalam biaya dan tenaga serta waktu sangat tepat untuk diterapkan bagi masyarakat urban yang menginginkan bahan pangan yang lebih sehat dan bebas pestisida. (igp/r)

Related Posts